Kamis, 23 Juli 2009

The Doctor Masih Eksis


Minggu, 4 Mei 2008 | 16:23 WIB

SHANGHAI, MINGGU - Juara dunia lima kali, "The Doctor," Valentino Rossi membuktikan masih harus diperhitungkan setelah menjuarai MotoGP China di Shanghai, Minggu (4/5). Pembalap asal Italia yang membela Fiat Yamaha ini masuk finis di urutan pertama diikuti pembalap Repsol Honda asal Spanyol, Dani Pedrosa serta pembalap asal Australia, Casey Stoner dari Ducati Marlboro.

Rossi memenangi GP keempat dalam seri dunia ini dengan mencatat waktu 44 menit 08.61 detik, unggul hampir empat detik di depan Pedrosa. Rekan setim Rossi, Jorge Lorenzo berada di urutan keempat. Ini merupakan hasil luar biasa buat pembalap asal Spanyol yang hari ini merayakan ulang tahun ke 21. Jumat lalu ia mengalami cedera retak pergelangan kaki dalam sesi latihan bebas pertama.

Kemenangan ini juga merupakan yang pertama buat Rossi sejak menjuarai GP Portugal musim lalu, terpaut delapan seri dari GP China. Ini merupakan paceklik gelar terlama buat Rossi sejak musim balap 2000,.Dani Pedrosa kini unggul dalam klasemen sementara kejuaraan dunia dengan 81 poin. Ia diikuti oleh Jorge Lorenzo yang mengumpulkan 74 poin, sementara Rossi di urutan tiga dengan 72 poin. (AP/Cay)

Hasil MotoGP China:
1. Valentino Rossi (ITA) Fiat Yamaha 44mnt 08.061dtk,
2. Dani Pedrosa (ESP) Honda terpaut 3.890 dtk,
3. Casey Stoner (AUS) Ducati 15.928,
4. Jorge Lorenzo (ESP) Fiat Yamaha 22.494,
5. Marco Melandri (ITA) Ducati 26.957,
6. Nicky Hayden (USA) Honda 28.369,
7. Colin Edwards (USA) Yamaha Tech 29.780,
8. Toni Elias (ESP) Alice 30.225,
9. Loris Capirossi (ITA) Suzuki 31.440,
10. Shinya Nakano (JPN) San Carlo Honda 35.969

Klasemen sementara:
1. Dani Pedrosa (ESP) Honda 81 pn
2. Jorge Lorenzo (ESP) Fiat Yamaha 74 pn,
3. Valentino Rossi (ITA) Fiat Yamaha 72 pn,
4. Casey Stoner (AUS) Ducati 56 pn,
5. Loris Capirossi (ITA) Suzuki 33 pn
6. James Toseland (GBR) Yamaha Tech 33 pn,
7. Colin Edwards (USA) Yamaha Tech 31 pn,
8. Nicky Hayden (USA) Honda 29 pn,
9. Andrea Dovizioso (ITA) JiR Honda 26 pn,
10. John Hopkins (USA) Kawasaki 26 pn.

Rossi: 180 Kemenangan Bersama Satu Motor!


Senin, 19 Mei 2008 | 22:09 WIB

JAKARTA, SENIN - Valentino Rossi mencatat kemenangan ke-90 usai menjuarai GP Perancis pada hari Minggu (18/5). Kesuksesan tersebut membuat The Doctor menyamai rekor Angel Nieto yang mencatat prestasi serupa ketika merajai kelas 50cc dan 125cc sepanjang tahun 60-an, 70-an dan 80-an.

Tak heran jika Nieto yang kini bekerja untuk sebuah stasiun televisi di Spanyol langsung memberikan ucapan selamat. Bukan cuma menghampiri Rossi yang sangat ekspresif setelah melewati garis finish, namun Nieto pun mengenakan kostum pembalap dan memegang stang motor YZR-M1 milik Rossi. Juara dunia 13 kali yang pensiun tahun 1986 tersebut membonceng The Doctor yang memegang bendera bertuliskan '90+90'.

"Mencapai kemenangan ke-90 seperti sekarang dan menyamai rekor Angel, merupakan sebuah impianku. Saya cukup tertekan ikut balapan ini karena Angel menunggu dengan kostum spesialnya untuk menunggang motor bersama denganku. Karena itu, saya harus memenangkan laga ini," ungkap Rossi yang meraih kemenangan kedua pada musim ini.

"Sangat luar biasa bisa semotor dengannya. Saya pikir, hanya dengan beberapa kali latihan saja dia sudah bisa secepat kami. Dan, 180 kemenangan bersama-sama di atas sebuah motor merupakan hal yang fantastis," tambahnya.

Sebelumnya, Rossi sudah pernah mengibarkan bendera "maaf" kepada Mike Hailwood. Hal itu dilakukan ketika memenangkan balapan tahun 2005, di mana dia menyamai rekor pembalap Inggris tersebut yang mencatat 76 kemenangan.

Pada balapan di sirkuit Le Mans ini, Rossi start dari posisi empat. Namun, dia sempat tercecer ke urutan enam sebelum akhirnya melakukan manuver-manuver memukau untuk melewati Casey Stoner di lap 8 dan Dani Pedrosa sehingga menjadi pemenang. (CRS/LOU)

Rossi Start ke-200


Jumat, 20 Juni 2008 | 00:59 WIB

Rossi Start ke-200

INGGRIS, JUMAT- Turun berlomba di sirkuit Donington Park, Inggris (23/6) mencatat rekor penampilan yang ke-200 kali but valentino Rossi. Sejak debutnya di Sirkuit Shah Alam, Malaysia, pada 2006 yang turun di kelas 125 cc sampai kini pembalap kelahiran Urbino, Italia, itu tidak pernah mengalami kecelakaan hebat.

Di bawah ini sejarah perjuangan juara dunia 7 kali MotoGP itu.

GP1: 1996/Shah Alam/125 cc/Aprilia/finish ke-6. saat itu usianya 17 tahun 44 hari.

GP10: 1996/A1-Ring Austria/Aprilia/finish ke-3 untuk pertama kali naik podium dan ketika itu ditandai dengan Ivan Goi sebagai pembalap termuda memenangi lomba.

GP 11: 1996/Brno/Aprilia/finish ke-1. Merebut posisi start terdepan dan menang sehingga mencatatnya sebagai pembalap ketiga termuda setelah Ivan Goi dan Loris Capirossi.

GP16: 1997/Shah Alam/Aprilia/finish ke-1. Menang dan memimpin klasemen sementara untuk pertama kali.

GP27: 1997/Brno/125 cc/Aprilia/Finish ke-3 ketika mengantarnya meraih juara dunia dan menjadi orang kedua termuda setelah Loris Capirossi.

GP29: 1997/Sentul/125 cc/Aprilia/finish ke-1. Mencatat kemenangan sebanyak 11 kali dalam satu musim di kelas 125 cc.

GP31: 1998/Suzuka/250 cc/Aprilia/debut pertama dan tidak finish.

GP33: 1998/Jerez/250 cc/Aprilia/finish ke-2, podium pertama.

GP37: 1998/Assen/250cc/Aprilia/finish ke-1. Menuai kemenangan pertama dan orang termuda ketiga setelah Alan caster dan Johnny Cecotto.

GP44: 1998/Buenos Aires/250 cc/Aprilia/finish ke-1. Menang untuk kelima kali dan menduduki runner up dunia di debutnya di kelas 250 cc.

GP61: 2000/Welkom/500 cc/Honda/DNF. Debut di kelas bergengsi 500 cc di Afrika. Mengalami kecelakaan di lap 13.

GP64: 2000/Jerez/500 cc/Honda/finish ke-3 dan podium pertama

GP69: 2000/Donington/500 cc/Honda/finish ke-1. Meraih kemenangan pertama dan pembalap termuda kelima di kelas utama setelah Freddie Spencer, Abe, Rendy Mamola,dan Hailwood. Dan ini mencatat dirinya sebagai pembalap yang menang di tiga kelas.

GP92: 2001/Rio/500 cc/Honda/finish ke-1. Mencatat kemenangan ke-11.

GP93: 2002/Suzuka/MotoGP/Honda/finish ke-1. Menang saat balap masuk era 4-Tak.

GP97: 2002/Mugello/MotoGP/Honda/finish ke-1. Mencatat sebagai pembalap yang menang di tiga kelas.

GP123: 2003/Phillip Is/MotoGP/Honda/finish ke-1. Menang, namun sebelum finish pertama sempat dihukum 10 detik karena tidak melihat kibaran bendera kuning.

GP159: 2006/Losail/motoGP/Yamaha/finish ke-1. Menang di Qatar dan sama dengan Doohan yang mengukir 54 kemenangan di premier-class. Hanya Giacomo Agustini berada paling atas dengan 68 kemenangnan.


GP 197: 2008/Le mans/MotoGP/finish ke-1. Mengukir kemenangan sebanyak 90 kali, sama denngan pembalap legendaris Spanyol, Angel Nieto. SBT

Fakta Donington Park: Rossi Tersukses


Kamis, 23 Juli 2009 | 19:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Akhir pekan ini, Donington Park untuk terakhir kalinya akan mementaskan balap motor paling bergengsi di dunia, MotoGP. Pasalnya, mulai musim depan, sirkuit untuk GP Inggris ini dimanfaatkan untuk balapan Formula 1, sedangkan untuk MotoGP dipindahkan ke Silverstone.

Donington Park mulai menjadi tuan rumah MotoGP sejak 1987, dan sirkuit dengan panjang 4.023 kilometer itu tak pernah absen di setiap musim. Banyak fakta yang sudah tersaji di sana.

Dari sekian fakta, Valentino Rossi yang menjadi raja karena pebalap Italia itu paling banyak menjadi juara. Secara keseluruhan "The Doctor" sudah tujuh kali naik podium nomor satu (untuk semua kelas) dan di kelas premier, dia juga mendominasi karena lima kali jadi juara.

- Berikut fakta Donington Park dari 1987 hingga 2008 (dalam angka):

285 km/h – Rekor tertinggi top speed di Donington yang ditorehkan Loris Capirossi untuk balapan MotoGP. Ini dilakukan pada tahun 2004, saat ia masih menunggang Ducati dengan kapasitas 990 cc.

67 – Secara keseluruhan, sudah terjadi 67 balapan grand prix untuk motor yang dilakukan di sirkuit Donington.

27 – Honda merupakan pabrikan yang paling sukses di Donington karena 27 kali jadi pemenang untuk semua kelas. Pertama kali dilakukan oleh Toni Mang di kelas 250 cc pada tahun 1987.

27 – Italia adalah negara yang paling sukses di Donington karena sudah 27 kali jadi juara.

23 – Tahun ini (akhir pekan nanti) untuk ke-23 kalinya secara berturut-turut Donington jadi tuan rumah MotoGP. Satu-satunya sirkuit yang sampai saat ini belum pernah absen adalah Assen.

17 – Loris Capirossi adalah pebalap yang terbanyak tampil di Donington karena sudah 17 kali start di sini, diikuti oleh Alex Barros dan Max Biaggi (15 kali).

15 tahun 170 hari – Tahun lalu di Donington, Scott Redding menjadi pebalap termuda yang pernah menang balapan di sini, memecahkan rekor Marco Melandri, yang merupakan satu-satunya pebalap MotoGP yang juara di Donington sebelum ulang tahun ke-16.

12 - Ron Haslam finis di peringkat 12 bersama tim Norton pada balapan kelas 500cc tahun 1991 yang merupakan poin terakhir yang dicetak motor penuh sejarah dari Inggris itu, yang pertama kali jadi juara dunia 500 cc pada tahun 1949.

11,768 detik – Margin kemenangan terbesar untuk kelas premier di Donington, yang dilakukan Casey Stoner ketika meninggalkan Colin Edwards pada tahun 2007.

10 – Honda sudah 10 kali juara balapan kelas premier di Donington, lebih banyak dari pencapaian pabrik lain.

10th - Pencapain Neil Hodgson bersama Ducati pada tahun 2004, yang merupakan hasil terbaik pebalap Inggris di Donington dengan mesin empat tak.

7 - Valentino Rossi merupakan pebalap paling sukses di Donington karena tujuh kali jadi juara di semua kelas (1 x 125cc, 1 x 250cc, 2 x 500cc, 3 x MotoGP).

5 - Valentino Rossi juga mencatat lima kemenangan di kelas premier sehingga dia merupakan pebalap tersukses di Donington. "The Doctor" mengalahkan Kevin Schwantz yang juara empat kali, dan Mick Doohan (3 kali). Schwantz dan Doohan juga terlibat dalam kecelakaan dahsyat pada 1993.

2 – Inggris telah memiliki dua pebalap yang bisa naik podium kelas premier di Donington: Niall Mackenzie finis di peringkat tiga ketika mengendarai ROC Yamaha tahun 1993 dan Jeremy McWilliams juga naik podium ketiga bersama tim V-twin Aprilia tahun 2000.

1 – Kemenangan Scott Redding di kelas 125 cc tahun lalu merupakan kemenangan pertama bagi pebalap Inggris sejak balapan dipindahkan ke Donington.

1 – Kemenangan Valentino Rossi di Donington pada tahun 2000 merupakan kali pertama dia berdiri di podium nomor satu kelas 500 cc.

0,231 detik – Jarak terdekat saat finis untuk kelas premier di Donington. Itu terjadi tahun 1997, ketika Mick Doohan hanya unggul 0,231 detik di depan rekan setimnya, Tadayuki Okada. (CRS)

Selasa, 14 Juli 2009

Rossi: Sachsenring Bukan Favorit, tapi Cocok bagi Yamaha


Selasa, 14 Juli 2009 | 00:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Karakter Sirkuit Sachsenring yang akan "dilahap" para pebalap MotoGP akhir pekan ini tak terlalu disenangi oleh Valentino Rossi. Meskipun demikian, "The Doctor" yang bertekad mempertahankan mahkota juara dunia mengaku telah mengalami balapan yang hebat di GP Jerman.

Ya, pebalap berusia 30 tahun tersebut sudah tiga kali menang dan tahun lalu finis di urutan dua. Waktu itu balapan diwarnai hujan sangat deras sehingga beberapa pebalap tergelincir dan jatuh, termasuk Dani Pedrosa yang sudah jauh di depan untuk memimpin lomba.

Nah, berbekal tiga kemenangan pada musim ini, Rossi berharap bisa naik podium nomor satu lagi sehingga bisa menambah panjang daftar kemenangannya di ajang MotoGP menjadi 101 kali. Di sisi lain, kemenangan akan membuat jarak dengan rival terdekat sekaligus teman setimnya di Fiat Yamaha, Jorge Lorenzo, bertambah--saat ini mereka berselisih sembilan poin--sehingga dia bisa tenang menikmati liburan pertengahan musim selama dua pekan.

"Saya perlu waktu istirahat setelah menjalani dua balapan terakhir yang melelahkan. Saya benar-benar capek setelah Laguna!" ungkap Rossi yang mendapat tekanan hebat dari Lorenzo dalam dua pertarungan terakhir, di Assen (Belanda) dan Laguna Seca (AS).

"Dua seri berikutnya juga sangat berat, tetapi sangat penting dan krusial untuk mengejar gelar juara dunia, karena merupakan separuh jalan.

"Sachsenring bukan merupakan trek favoritku, tetapi saya mengalami balapan yang hebat di sana. Selain itu, trek itu cocok bagi Yamaha. Nah, kami perlu hasil bagus agar bisa terus memimpin karena para rival kuat. Kami tak boleh melakukan kesalahan. Tahun lalu hujan deras tapi kami bisa finis kedua. Saya harap kami bisa lebih baik," tambahnya.

Sementara itu manajer tim Davide Brivio mengatakan, mereka tetap memasang target naik podium. Tren ini harus terus dijaga demi melapangkan jalan menjadi juara dunia 2009.

"Seperti biasa, target kami adalah naik podium. Tahun lalu sirkuit ini sangat basah, tetapi kami bisa berada di urutan dua sehingga memberikan Valentino banyak poin untuk bertarung memperebutkan gelar. Kali ini kami datang sebagai pemimpin, tetapi harus tetap fokus karena masih ada dua seri sebelum jeda," ungkapnya.

Saat ini Rossi memimpin klasemen sementara pebalap. Dari delapan seri yang sudah dilakoni, dia tiga kali naik podium nomor satu dan mengumpulkan total 151 poin, unggul sembilan dari Lorenzo di urutan dua. Sementara itu pebalap Ducati, Casey Stoner, di posisi tiga dengan 135 poin. (CRS)

Rabu, 08 Juli 2009

Selasa, 07 Juli 2009

Lorenzo ke Honda? Yamaha Cuek


Selasa, 7 Juli 2009 | 16:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Yamaha tak mau terprovokasi oleh rumor tentang ketertarikan Honda kepada Jorge Lorenzo. Pabrikan asal Jepang itu mengatakan, gosip tersebut hanya mengembuskan spekulasi yang membuat harga pebalap asal Spanyol itu yang kontraknya berakhir 2010 akan melambung.

Menurut kabar yang beredar, saat tampil di Laguna Seca akhir pekan lalu, Lorenzo mengadakan pembicaraan dengan Honda agar dia mau bergabung tahun depan. Padahal, mantan juara dunia kelas 250cc tersebut menegaskan bahwa Yamaha tetap menjadi prioritas utama.

Mendengar hal tersebut, Yamaha tak mau buru-buru mengadakan pembicaraan perpanjangan kontrak. Mereka terus mengamati situasi yang berkembang sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.

Boss Masao Furusawa mengatakan, timnya memang tertarik untuk mempertahankan Lorenzo sehingga tetap berduet dengan Valentino Rossi. Tetapi mereka tak mau gegabah untuk mengajukan kontrak baru, karena semuanya akan disesuaikan dengan kondisi finansial tim.

"Kami tertarik dengan Jorge," ungkap Furusawa kepada Gazzetta dello Sport. "Kami dalam proses pembicaraan tetapi kami juga tahu tentang penawaran Honda: jika dia ingin pergi dan bergabung dengan mereka, kami tidak ingin menaikkan tawaran yang membuat dia tetap bersama kami."

Sementara itu, Lorenzo mengatakan bahwa akhir pekan kemarin tidak ada penawaran dari Honda, meskipun dia juga tak membantah telah terjadi pembicaraan.

"Saat ini Yamaha tetap jadi pilihan utama: Saya senang di sini. Kami sedang dalam proses pembicaraan," terangnya. "Tidak ada penawaran (dari Honda), tetapi saya tidak bisa mengatakan tentang diskusi itu. Manajer dan saya tetap terbuka dengan apapun."

Memang, rumor bahwa Honda tertarik menggaet Lorenzo sudah cukup lama beredar. Pasalnya, Honda kecewa dengan performa Dani Pedrosa yang belum pernah mempersembahkan gelar juara dunia. Diperkirakan Lorenzo akan menggeser posisi rekan senegaranya tersebut.

Tapi akhir pekan lalu, Pedrosa membuat kejutan. Dia justru menjadi juara di Laguna Seca, mengalahkan Rossi yang finis di urutan dua dan Lorenzo yang meraih pole position, tapi finis di posisi tiga.

Sabtu, 04 Juli 2009

Rossi Ukir Kemenangan Ke-100, Pedrosa Ambruk


Sabtu, 27 Juni 2009 | 19:43 WIB

ASSEN, KOMPAS.com — Valentino Rossi berhasil memenangkan MotoGP Belanda yang berlangsung di sirkuit Assen, Sabtu (27/6). Dengan demikian, "The Doctor" dapat memenuhi ambisinya menorehkan kemenangan ke-100 di putaran ke-7 dan sekaligus mengambil alih pimpinan teratas sementara dengan total 131 angka.

Padahal, sebelum balapan, Rossi sempat mengutarakan kalau balapan di Assen ini cukup sulit. Pasalnya, karakter lintasan banyak tikungan dengan sudut kemiringan yang bervariasi. Kalau sampai melakukan kesalahan, risikonya adalah jatuh.

Ternyata, "The Doctor" mampu melesat dengan mulus tanpa melalui perjuangan berat. Di hadapan sekitar 99.000 penonton yang sebagian mendukungnya dengan mengenakan seragam kuning dan nomor start 46, ia melesat tanpa ada kesalahan sedikit pun. Bahkan, baru menempuh lap kedua, ia sudah memimpin di depan tanpa dapat dikejar, baik oleh Casey Stoner maupun Jorge Lorenzo.

Kemenangannya disambut dengan selebrasi berupa spanduk berisi perjalanan kariernya ke-100. Sirkuit Sentul yang menjadi kemenangannya yang ke-12 pun masuk dalam spanduk itu.

Tempat kedua direbut rekan setimnya, Jorge Lorenzo. Meski start kurang mulus, pebalap Spanyol ini bisa menunjukkan performanya. Sempat melorot satu tingkat jadi keempat, pada lap ketiga ia bisa menyalip Dani Pedrosa di lap ke-3.

Didukung tenaga motor dan setelan yang pas, Lorenzo dapat menggeser pebalap Ducati, Casey Stoner, di lap ke-4. Ia kemudian coba mengejar rekan setimnya, Rossi. Namun, upayanya tak berhasil. Kini ia menduduki peringkat kedua dengan 126 angka.

Adapun tempat ketiga diduduki Stoner. Pebalap Australia itu sepertinya kurang mendapat dukungan dari tenaga motornya. Sirkuit Assen, yang sarat dengan tikungan dan tidak memberi kesempatan pada pebalap untuk bisa menegakkan badan ini, sulit buat Stoner untuk bisa memaksimalkan mesin Desmosedici GP9 yang cukup galak itu.
Stoner pun kini menduduki peringkat ketiga sementara dengan 122 angka.


Honda gagal total
Pebalap andalan Honda, Dani Pedrosa, gagal menunjukkan performa terbaiknya. Ia terjatuh pada lap ketiga setelah disalip Jorge Lorenzo akibat menikung terlalu miring dan melebar.

Meski ketika start sempat melejit ke depan, tidak sampai setengah putaran, posisinya diambil alih oleh Casey Stoner. Pebalap Spanyol itu tampil tanpa didukung kondisi fisik yang prima lantaran cederanya yang belum pulih betul.

Dengan terjatuh kembali itu, semakin kuat kemungkinan Dani didepak dari tim. Sinyal ini sudah ditunjukkan Honda dengan merekrut juara dunia 250 cc, Marco Simoncelli dari Italia.

Sesuai ketentuan, pebalap dari 250 cc tidak boleh langsung masuk ke tim pabrikan, tetapi harus melalui tim satelit. Makanya, tahun depan ia bergabung dengan tim Gresini.

Ternyata, Assen bukan sirkuit yang bersahabat bagi tim Repsol Honda. Pada lap ke-10, giliran Andrea Dovizioso terpental dari motornya. Padahal, pebalap kedua Honda sudah menduduki urutan keenam.

Korban keganasan dari trek Assen ini adalah Mika Kallio. Menjelang putaran terakhir, pebalap asal Finlandia itu terlempar keras dari motornya saat menikung. Ia mengalami cedera pada pergelangan dan jari tangan kiri.

Hasil balapan 26 lap
1. Valentino Rossi Yamaha 42m14.611s
2. Jorge Lorenzo Yamaha + 5.368s
3. Casey Stoner Ducati + 23.113s
4. Colin Edwards Tech 3 Yamaha + 29.114s
5. Chris Vermeulen Suzuki + 33.605s
6. James Toseland Tech 3 Yamaha + 39.347s
7. Randy de Puniet LCR Honda + 39.543s
8. Toni Elias Gresini Honda + 39.774s
9. Nicky Hayden Ducati + 39.823s
10. Loris Capirossi Suzuki + 40.673s
11. Alex de Angelis Gresini Honda + 46.100s
12. Marco Melandri Hayate Kawasaki + 57.777s
13. Sete Gibernau Hernando Ducati +1m05.366s
14. Niccolo Canepa Pramac Ducati +1m09.897s
15. Yuki Takahashi Scot Honda +1m09.930s
16. Gabor Talmacsi Scot Honda +1m25.099s

Pebalap jatuh
Mika Kallio Pramac Ducati 25 laps
Andrea Dovizioso Honda 10 laps
Dani Pedrosa Honda 4 laps

Peringkat sementara pebalap
1 Valentino Rossi 131
2 Jorge Lorenzo 126
3 Casey Stoner 122
4 Andrea Dovizioso 69
5 Daniel Pedrosa 67
6 Colin Edwards 67
7 Loris Capirossi 56
8 Marco Melandri 54
9 Chris Vermeulen 53
10 Randy De Puniet 51
11 James Toseland 39
12 Antonio Elias 31
13 Alex De Angelis 30
14 Mika Kallio 26
15 Nicky Hayden 26
16 Niccolo Canepa 12
17 Sete Gibernau 12
18 Yuki Takahashi 9
19 Bastien Chesaux 0
20 Gabor Talmacsi 0
21 Imre Toth 0
22 Steve Bonsey 0
23 Valentin Debise 0
24 Vladimir Leonov 0

Rossi Tercepat dan Puas dengan Performa Yamaha M1 di Laguna Seca


Sabtu, 4 Juli 2009 | 18:57 WIB

LAGUNA SECA, KOMPAS.com - Setelah berhasil memenuhi ambisinya menorehkan kemenangan ke-100 di sirkuit Assen, Belanda, kini Valentino Rossi memasang target baru. Pebalap tim Fiat-Yamaha asal Italia itu berusaha mencetak kemenangan hattrick di Laguna Seca, Amerika, Minggu (5/7) atau Senin dini hari di Indonesia.

Peluang itu sudah disinyalkan oleh The Doctor melalui sesi latihan resmi, Jumat (3/7). Rossi menjadi pebalap satu-satunya yang mencatat waktu tercepat di bawah 1:22 detik. Remaja asal Urbino, Italia itu membukukan waktu terbaiknya 1 menit 21,981 detik.

Tercepat kedua diukir rekan setimnya, Jorge Lorenzo. P{ebalap asal Spanyol itu melesat dengan waktu terbaiknya 1:22,093 detik. Di belakang mereka membayang pebalap Ducati, Casey Stoner dan Dani Pedrosa (Repsol-Honda).

"Saya senang di sesi latihan ini. Performa motor sangat bagus sampai akhir sesi," ujar Rossi. Dengan menjajal ban kompon keras di sirkuit Laguna Seca, sang juara dunia mengaku puas dan bisa melesat paling cepat, kata juara dunia enama kali MotoGP.

Rossi memaparkan ia masih terus melakukan penyempurnaan pada bagian depan motor agar bisa bermanuver baik di satu-dua tikungan yang berbahaya. "Kami juga akan melihat perlunya sistem elektronik untuk pengontrolan roda sampai terangkat. Mengingat bagian tertentu dari trek ada yang bergelombang dan bikin motor lompat," terangnya.

Dalam balapan nanti, Rossi memperhitungkan rekan setimnya Jorge Lorenzo dan Stoner. Keduanya, punya catatan waktu sangat dekat dan ia yakin akan performa Yamaha M1.

Penggemar MotoGP sangat berharap persaingan super ketat antara The Doctor dengan Stoner seperti tahun lalu terulang lagi. Malah, tampilnya Lorenzo bisa menambah ramai persaingan.

Rabu, 01 Juli 2009

Agostini Akui, Rossi Mampu Melampauinya


Minggu, 28/6/2009 | 21:07 WIB

MILAN, Kompas.com - Legenda balap dunia, Giacomo Agostini mengakui Valentino Rossi akan bisa melampauinya meraih gelar juara balap motor terbanyak sepanjang sejarah.

Rossi meraih gelarnya yang ke 100 saat menjuarai GP Belanda di sirkuit Assen, Sabtu. Namun rekornya masih terpaut jauh dengan Agostini yang meraih 123 gelar juara lomba (versi lain menyebut 122) sepanjang karirnya antara 1965-1976.

"Memang terpaut jauh, namun tidak terlampau jauh," kata Agostini yang kini telah berusia 67 tahun. "Seseorang seperti Rossi dengan determinasi seperti yang dimilikinya, akan mampu mencapainya."

"Semua tergantung kepada berapa lomba yang dapat dimenanginya pada 2009. Namun dalam dua atau tiga tahun ini, ia akan mencapai 122 atau 123," ungkap Agostini lagi.

Rossi sendiri telah mengantongi delapan gelar juara dunia di semua kelas balap motor. Ia berharap mampu memecahkan rekor Agostini selama ia masih mampu bertarung di MotoGP. "Anda masih akan mammpu bersaing di puncak atas balap motor hingga usia 34," kata pebalap Yamaha ini suia lomba di Assen.

"Jarak menuju 123 gelar memang masih panjang, namun sedkit demi sedikit dapat terwujud. Untuk memecahkan rekor ini memang sangat memancing motivasi, namun saya berlomba tidak hanya untuk satu alasan itu," ungkap Rossi.

Agostini juga masih memegang satu rekor lainnya, yaitu 15 gelar juara dunia dari semua kelas yang pernah diikutinya. Ia yakin, tidak akan ada pebalap yang akan mampu memecahkan rekor ini dalam waktu yang lama. "Biarlah ini tetap menjadi rekor saya. Di jaman saya, meraih kemenangan merupakan hal yang sangat sulit. Setiap Minggu, saya harus kehilangan seorang rekan atau lawan (yang tewas di sirkuit)," kata Agostini.

Rossi: Pecahkah Rekor Agostini Bukan Faktor Utama!


Selasa, 30/6/2009 | 16:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Valentino Rossi telah mengukir 100 kemenangan sepanjang kariernya di ajang MotoGP. Artinya, "The Doctor" hanya perlu 22 kemenangan lagi untuk menyamakan rekor sepanjang masa yang dimiliki pebalap legendaris Giacomo Agostini, atau bahkan mungkin melebihi rekor tersebut.

Namun, tahun depan kontrak Rossi dengan Fiat Yamaha berakhir. Setelah itu, apa langkah yang akan diambil sang raja MotoGP ini? Apakah dia akan pensiun, ataukah terus bertahan hanya untuk mencetak sejarah baru dengan mematahkan rekor Agostini?

Memang, sejak Rossi menjadi juara di Assen akhir pekan lalu, namanya selalu dihubung-hubungkan dengan Agostini karena pebalap Italia tersebut ditengarai akan mampu memecahkan rekor Agostini yang sepanjang kariernya mencetak 122 kemenangan. Namun bagi Rossi, hal itu (pecahkan rekor) bukanlah faktor utama jika dia memutuskan untuk terus meniti karier di ajang MotoGP.

"Sangat sulit untuk membandingkan. Pertama, Agostini lebih banyak 22 (kemenangan) dan itu masih banyak balapan yang harus dimenangkan. Agostini melakukannya di dua kelas, tetapi pada saat yang bersamaan, balapan pada musim yang sama lebih sedikit sekarang," ungkap Rossi.

"Sayang, saya tidak pernah melihat balapan Giacomo, hanya melalui rekaman tua. Saya pikir tidak mungkin untuk membandingkan, tetapi bagaimanapun dia lebih banyak 22 kemenangan sehingga dia tetap yang terbesar," tambah Rossi yang telah berusia 30 tahun.

Dia juga menegaskan akan terus membela Yamaha sampai kontraknya berakhir pada musim 2010. Setelah itu, Rossi akan membuat keputusan akan memperbarui kontrak, yang tergantung kepada daya saingnya, dan seberapa tinggi dia menikmati MotoGP pada musim mendatang.

"Saat ini saya memiliki motivasi yang bagus dan saya merasa baik dan cepat berada di atas motor.

"Saya tidak tahu akan mencapai rekor Giacomo karena masih perlu 22 kemenangan lagi. Tetapi saya masih memiliki kontrak untuk tahun depan sehingga saya akan membalap untuk Yamaha di MotoGP pada musim 2010. Lalu, selama musim depan, saya akan berpikir untuk membuat keputusan."

Rossi menambahkan, sekarang dia masih punya niat untuk bertahan di MotoGP selama beberapa musim ke depan. Namun, ia belum berani membuat keputusan sekarang.

"Jika saya harus memutuskan sekarang, saya harus meneruskannya karena saya pikir masih memungkinkan untuk terus membalap selama tiga atau empat tahun ke depan. Tetapi, kita tidak pernah tahu," ungkap Rossi.

Lupakan Eforia di Assen, Rossi Tatap "Hattrick" di Laguna


Rabu, 1 Juli 2009 | 16:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Akhir pekan ini, duel seru di ajang MotoGP akan kembali tersaji di Laguna Seca, Amerika Serikat. Seperti biasa, tiga pebalap teratas, yakni Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, dan Casey Stoner, menjadi pusat perhatian karena mereka tampaknya masih mendominasi seri kedelapan musim 2009 ini.

Dalam dua tahun terakhir, Rossi merajai sirkuit tersebut. Dan 12 bulan lalu, "The Doctor" menunjukkan kelasnya sebagai pebalap terbaik di muka bumi ini karena memenangkan pertarungan ketat dengan Stoner pada GP tersebut, sekaligus melapangkan jalannya menuju tangga juara dunia 2008.

Tahun ini, Rossi tetap mengusung target serupa. Pasalnya, hanya kemenangan yang membuat pebalap Fiat Yamaha tersebut mencetak hattrick dan semakin melebarkan jarak dengan rekan setimnya, Lorenzo, di klasemen sementara. Saat ini duet Yamaha tersebut hanya terpisah 5 poin—dan Rossi unggul 9 dari Stoner di posisi tiga.

Nah, untuk mewujudkan impiannya tersebut, Rossi yang pekan lalu baru saja mencetak sejarah di Assen karena membukukan 100 kemenangan sepanjang kariernya di MotoGP, sejenak melupakan eforia itu. Dia tak ingin kebahagian tersebut membuatnya terlena karena Lorenzo dan Stoner terus memberikan ancaman.

"Kenangan terindah saat meraih kemenangan ke-100 masih segar di ingatan. Tetapi sekarang, kami hanya memiliki beberapa hari untuk pemulihan sebelum balapan berikutnya yang tentu saja sulit bagi setiap orang," ungkap Rossi.

"Kami harus berusaha untuk sesantai mungkin dan sedikit mengisi kembali baterei, karena Laguna selalu merupakan pekan yang sulit dan sering sangat panas.

"Tahun lalu saya melakukan pertarungan yang seru dengan Stoner dan untuk saya, itu merupakan sebuah titik balik meraih juara dan kemenangan yang sangat penting; Saya memiliki beberapa kenangan indah. Saya pikir tahun ini kembali mengalami kesulitan karena Lorenzo sedang berada dalam performa yang hebat dan saya yakin, Stoner juga akan kembali ke penampilan terbaik. Laguna adalah tempat yang hebat untuk balapan dan trek yang mengagumkan."

"Persaingan menuju juara pada tahun ini sangat terbuka, sehingga kami harus tetap fokus, kembali ke kondisi normal setelah di Assen, dan berusaha untuk meraih hasil bagus lagi pada akhir pekan ini."

Hal senada diungkapkan manajer tim Rossi Davide Brivio. Dia mengakui, momen bahagia karena Rossi berhasil membuat sejarah di Assen, harus segera ditinggalkan karena mereka mesti konsentrasi untuk menghadapi pertarungan pada hari Minggu (5/7).

"Kami masih menyimpan kenangan manis dari Laguna Seca pada tahun 2008. Kami juga bahagia karena akan tiba di sana setelah meraih dua kemenangan, serta memimpin klasemen," ungkapnya.

"Ini adalah tempat yang bagus untuk balapan dan fans di Amerika selalu menyenangkan sehingga kami berharap bisa kembali mempersembahkan kepada mereka tontonan yang indah! Paketan motor kami bekerja dengan baik dan kami berharap itu terjadi lagi pada akhir pekan ini."

"Sekarang, target meraih 100 kemenangan telah tercapai sehingga kami bisa fokus pada target berikutnya yaitu juara dunia! Sekarang kami membalap untuk itu," pungkasnya. (CRS)